Sunday

Mata Syahid

Ngeri diri di basah ari-ari. selaksa janji di ketiak hari menyusui angin-angin yang hijau, yang tumbuh dari dua bilah pasir di tangan kesedihan, di puncak kelaknatan memuja rontang-rontang muram di tengah malam yang pecah di banting keadaan bisu dalam panas memburu segala haru dan sedu.

Di matamu, mata syahidmu. mata yang darinya aku belajar mengikat jejak awan agar tidak lari di terbang angin, di sayat kesedihan. Mata yang darinya aku mencari deru dan haru untuk bangun sebagai dewa, sebagai kuda yang lari membawa hakikat, seperti kuda Sulaiman yang di belai kemenangan.

Di matamu, mata syadidmu. mata yang padanya ku ambil kiblat, menatap Tuhan bersama senja bersujud di kaki langit dengan jernih airmata yang di saring derita.


Bookmark and Share


0 comments:

 
template by bhumiasing.blogspot.com