Saturday

Mabukku Hanya Bohongan

Tuan, bila mataku merah mungkin telah ku teguk sebotol Topi Miring
dan memaksa langit menjadi permadani pusat jidatku menelikung sorga,
semua kota menyunyi di ketiak bait hampaku yang tak setajam ilalang
dan tak semerdu gesekannya yang runyam.

Aku selipkan sekerat hati pada kail pancing, ku lemparkan persis ditengah
tungkak langit, siapa nyana kelopak mataku telah raib dimamah risau, kini
Tuan, tak mampu ku melihat wajah langitmu dan menertawakan sebiji matamu.

Ah, mungkin dari arah tenggara lukaku akan tiba lantas bertikai melawan gerombolan
maut lalu bara api yang menggoyang panggung pestaku akan musnah, musnah
seperti sejarah yang hanya membekas lemah di genangan darah.
5 november 2010
Bookmark and Share

 
template by bhumiasing.blogspot.com