Sunday

Mata Syahid

Ngeri diri di basah ari-ari. selaksa janji di ketiak hari menyusui angin-angin yang hijau, yang tumbuh dari dua bilah pasir di tangan kesedihan, di puncak kelaknatan memuja rontang-rontang muram di tengah malam yang pecah di banting keadaan bisu dalam panas memburu segala haru dan sedu.

Di matamu, mata syahidmu. mata yang darinya aku belajar mengikat jejak awan agar tidak lari di terbang angin, di sayat kesedihan. Mata yang darinya aku mencari deru dan haru untuk bangun sebagai dewa, sebagai kuda yang lari membawa hakikat, seperti kuda Sulaiman yang di belai kemenangan.

Di matamu, mata syadidmu. mata yang padanya ku ambil kiblat, menatap Tuhan bersama senja bersujud di kaki langit dengan jernih airmata yang di saring derita.


Bookmark and Share


Saturday

Yang Mati Hati dan Kematiannya

hinggap perlahan kupu secara asing pada
kejap yang tertempa keraguan ramai, semua
memecah karena cahaya gelisah taman.

sebingkai ramai yang disimpannya dalam dada
seketika luntur oleh tebar bising penjaga esok;
asal bebintang bergelantung seperti kelelawar
yang takut melihat tubuhnya dengan derita.

kupu yang mati hati dan kematiannya, bukan
cintanya, bukan matanya, bukan hidupnya
setiap malam menimba airmata dari sumur
tangis, ia campurkan kesumba warna merah
penggati darah yang buncah dari hatinya.


Bookmark and Share


Diatas Amarah Ada Kehormatan

16:30
ada pisau semburat menahan sakit dari ruang sebelah, tergeletak menatap kulit. di balik aorta sebuah kabut saat senja, senja ini.

pisau yang berharap kehormatan yang terselip di balik batu yang menindih gores luka.


19:19
Telah usai gaduh ruang sebelah, kini pisau telah kembali ke dapur mencumbu bombai dan tomat. Dan luka nganga, meski masih sakit, jelas tak ada batu yang menindihnya.

06-07-10

Aku Hanya Berterima Kasih

Subuh memetik gitar, lentingkan nada yang akan
memecah bisu angin rencana lamin yang kau tunggu.
Enamratus limapuluh hari lagi, kirakira kereta akan
berhenti dan kau, kau akan duduk di kursi nomor dua
kelas eksekutif, yang pertama tentu saja lelaki yang kau
janjikan akan dikenalkan padaku.Lalu kau akan memesan
beberapa kursi lagi sesuai harapan kalian, tentu saja tak ada
namaku.
Subuh itu, yang terlentang sendiri diatas lamun dan angan, mengira
bisu adalah kekuatan yang, dulu saat siang duduk dibawah
kemiri, di kubur tanpa peti tepat dibawah jantung hati.

 
template by bhumiasing.blogspot.com