Pada tiang engkau alunkan huruf-huruf pahala
merah muda, sewajah mudi tersinar tanda kuasa
sajak wilis, bersandar jarak diantara mata
Dara, perkutut dan gereja hinggap diatas
batu yang disusun ratusan tahun lalu
Adakah engkau juga percaya
Tuhan mengundang angin dan
mengulang pagi untuk kita
Kemarin, merah tua musnah melilit tubuhmu
Mengajak burung menari sunyi di jauh
Waktu bersandar begitu cepat
Andai lebih lama
Di bentuk yang sama aku tersadar
Akan ku pinang bintang sekedar mengirim salam untukmu
Warna yang tak pernah aku inginkan
Hari ini
Menghilang begitu ku selesai menulis sajak ini.
Mei 2010
Thursday
Sajak Wilis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
manatap puisinya, kawan...
:D
salam kunjung ya, makasih kunjungannya ke blog saya
hehehehe
Post a Comment