Friday

Bunga Sahara ; Laila

Ditengah seribu pasir aku belajar menggambar
Ku gambar langit, pelangi juga kakus.
Sedari pagi goresku membelai hingga bayanganku tentram.
Aku haus lalu ku gambar oase dan minum seteguk cinta
“santai saja tak selamanya engkau bekerja”
sapaku pada pasir yang membentuk mutiara
“laila akan datang dan tak akan membiarkanmu kepanasan”
Bayangku terjaga
Bukan karena matahari menggeser ke barat.
Laila juga belum datang.


Sembari waktu ternanti,
Jemariku menggores dengan lentiknya
Menggambar wajah kecilku
Disaat kakiku berlumur darah
Juga ketika mukaku berubah merah
Tersiram darah
Lalu dari pojok mata tak berdosa itu mengalir tangis
Tangis yang berelegi di kuburan waktu
Di tanjakan sebelah bawah bambu.

Jika ke utara darahmu membeku
Dan semua nadimu berpacu meninggalkan kawanmu yang jelita
Dia sendiri menurutmu, lalu kau beranikan diri menabur bunga di tempat tidurnya.

“LAILA…kau kah itu???”


1 comments:

Fadly PWK said...

terima kasih karena sudah mampir di jendela blogspot-ku. BTW, poetry2nya bisa diterbitkan di www.kemudian.com ... banya dari mereka2 yang memang senior di bidang olah kata, saya juga punya account di k.com (sebutan para kemudianers).

http://www.kemudian.com/users/fadlypwk

 
template by bhumiasing.blogspot.com