di tengah alun-alun negara yang sedang berkembang berdiri lima orang sedang berorasi
"keadilan harus ditegakkan tidak pandang pejabat maupun rakyat" teriak orator yang berikat kepala bertulis keadilan.
"negara harus membikin undang-undang persamaan gender, bukan waktunya lagi perempuan di injak-injak, perempuan harus berkedudukan sama dengan lelaki" perempuan yang berpakaian hitam berteriak dengan semangatnya.
ditengah alun-alun dekat pancuran pemuda yang agak aneh menyanyikan sajak
"bila koruptor ada di muka bumi
di tengah kecaman globalisasi
apakah rakyat kebagian nasi?
bila koruptor tak di adili
di tengah bangsa yang tak indonesia
di tengah negeri yang tak merah
di atas negeri yang tak putih
apakah hendak kau biarkan pulau ini terkontaminasi?
hey kawan ....!!!
para pejabat kita berdasi cekak
perut buncit
duduk dikursi empuk laksana raja
hay pejabat ....!!!
sudah puaskah kau makan uang rakyat?
kalau perlu rakyat yang tak berperut boleh kau makan
kalo kurang puas makan sekalian tinja rakyat."
ha... ha... ha...
"sembako susah ....
salah presiden
BBM naik
salah presiden"
masih pemuda yang berteriak
di tengah alun-alun itu pula
pemuka agama bersabda
"aliran sesat ini merusak masyarakat, mencemarkan agama saya
melecehkan nabiku dan mengkultuskan anjing-anjing neraka"
dan dipojok alun-alun dibawah pohon seorang gila tertawa
menyaksikan tontonan orang gila