Kami berjumpa di mula hari yang masih berbentuk onggok kelam
Saat itu aku sedang dalam perjalanan mendaki pucak Tursina dan dia berlari
Meloncat dari ujung gunung ke ujung yang lain. dalam kelam aku hanya melihat
Geraknya yang serupa nyala api di pindah angin, di susur tari Setan
Di lereng, kutemukan jejak kakinya menyisakan batu membara
Bebatuan yang bercengkrama dengan terlapak kaki pendaki
Menceritakan masa lalu yang dilarutkan senyawa gelap yang pengap
Namun, dia terus melompat cepat mengelabui nafasku yang pecah di ujung busur
Di puncak, masjid dan gereja saling merapal sabda Tuhan atau mungkin
Bangunan berhimpit ini terus berdiskusi dan berbagi peran melakonkan para nabi
Persunting kedamaian dalam sepi bintang yang berhambur di langit.
Kami bermula dari jumpa tanpa tatap muka, tanpa bicara perihal lakon
Atau siapa memerankan apa, tapi Masjid dan Gereja dengan satu serambi ini adalah nyata.
Bhumi A. Sing
St. Katherine, 14 juli 2010
Thursday
St. Katherine
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment